Selasa, 15 Mei 2012

Renungan di Saat Marah

RENUNGAN DI SAAT-SAAT MARAH :

Setelah lelah berperang, Jengis Khan, Raja Mongol yang termasyhur itu memutuskan untuk berburu ke hutan bersama pejabat kerajaannya. Selain membawa anjing pemburu, raja juga membawa burung rajawalinya yang sudah terlatih untuk berburu dan dapat menuntun raja pulang ke istana bila mereka tersesat di tengah hutan.

Saat perjalanan pulang, raja kehausan. Ia menemukan tetesan air bening di bebatuan. Raja kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah gelas, dan ketika ia hendak minum tiba-tiba burung rajawalinya menukik dan memukul tangan raja sehingga air dalam gelas itu tumpah. Beberapa kali hal itu terulang kembali. Hal ini membuat raja marah, maka ketika terakhir kali sang rajawali hendak menumpahkan air yang diminumnya, raja kemudian menebas leher rajawali dengan pedangnya sampai rajawali tergeletak di kakinya dan mati. Rasa haus membuat raja ingin mendaki ke atas lagi untuk mencari sumber air dari bebatuan itu. Ketika sampai di sumber tetesan air itu yaitu sebuah telaga kecil, sang raja terkejut karena ia melihat seekor ular berbisa mati terganga di dalam telaga dengan bisanya yang mencemari air telaga itu. Hati raja sesak mengingat kematian rajawali yang berusaha keras menyelamatkannya. Raja menuruni bukit dan menggendong burung rajawalinya yang sudah mati, hati kecilnya menjerit, "Hari ini aku mendapat pelajaran yang menyedihkan, aku tidak akan melakukan sesuatu apapun jika sedang marah!"

Berapa kali kita masuk kamar dan menyesal karena terburu-buru marah kepada anak, mama, papa, suami, istri atau sahabat kita? Emosi yang tak terkendali dapat menjadi pedang yang tajam dan melukai hati mereka yang kita kasihi. Mari perbaiki diri dengan memiliki penguasaan diri yang tinggi agar tidak menyesal sesudahnya.

Be Positif (y) Be Happy
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 24 Maret 2012

Rendah Hati....

Renungan untuk Hati...

Kadang sepatah kata yang ketus membuat kita SAKIT HATI sampai bertahun-tahun....

Sikap ceria ‎​ϑan kegembiraan selama ini tersapu habis oleh SEPATAH KATA..

Kalau orang bertanya mengapa ?

Kita akan menjawab :

"kata-kata itu sungguh amat menyakitkan.."

Benarkah kata-kata itu yang begitu menyakitkan?

Ataukah kita yang terlalu lemah ?

BUKAN..

Kita tidak lemah, ‎​ϑan kata kata ketus itu pun tidak ada apa-apanya..

Permasalahannya adalah : Hati kita yang terlalu tinggi..

Tinggi hati membuat harga diri, gengsi,keinginan untuk ‎​ϑihormati, semua ikut menjadi tinggi.

Tinggi hati membuat kita merasa diri terhormat, mulia ‎​ϑan sempurna.

Sikap inilah yang membuat kita gampang tersinggung, mudah sakit hati ‎​ϑan berprasangka buruk..

Tinggi hati membuat kita rapuh ‎​ϑan jiwa kita lemah..

Jika kita mau jadi kuat, belajarlah untuk rendah hati setiap saat, maka kata-kata ketus ‎​ϑi atas tidak akan berarti apa pun bagi kita.

Kerendahan hati membuat kita tenang, hening namun tegar bagai samudera..

Rendah hati membuat kita bebas leluasa..

RENDAH HATI merupakan SUMBER KEKUATAN DAN SUKACITA
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 16 Januari 2012

 SUARAMU ADALAH JARAKMU.

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya:

"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama menjawab:

"Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "Lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dpt berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan alasan, namun tak satupun jawaban yg memuaskan.

Sang guru lalu berkata:

"Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara kedua hati mrk menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mrk harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mrk berteriak, semakin pula mereka menjadi marah & dgn sendirinya jarak hati yang ada diantara keduanya pun menjadi lebih jauh lagig. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan;

"Sebaliknya, apa yg terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tdk berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dr mulut mrk begitu halus & kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"

"Karena hati mrk begitu dekat, hati mrk tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mrk memahami apa yg ingin mrk sampaikan."

"Ketika kamu sdg dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lg hendaknya kamu tdk mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, sikap sabar dan tidak mengucapkan kata2 mungkin merupakan cara yg bijaksana. Krn waktu akan membantumu.

Positive thinking will be better...


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!