Disadur dari Intisari, Oktober 2008
Minggu yang cerah seketika berubah jadi neraka bagi keluarga muda ini. Sang bocah menjerit-jerit kesakitan mendapat hukuman dari ayahnya. Sang Mama yang lagi asyik di dapur tergopoh-gopoh ke depan, histeris melihat tangan Teddy berlumuran darah. Sementara sang ayah terlihat bengong tak menyadari apa yang sudah terjadi.
Singkat cerita, Teddy lalu dibawa ke rumah sakit. Meski dokter berusaha semaksimal mungkin mengobati jari si bocah, akhirnya gagal sehingga jari itu harus diamputasi.
Setelah siuman dari operasi, Teddy heran melihat jari telunjuknya tak tampak. Wajahnya yang tanpa dosa menatap sang ayah di sisi tempat tidurnya.
"Yah, maafkan Teddy, ya soal mobil tadi," ujarnya lirih, "Tapi kapan ya Yah, jari Teddy tumbuh lagi?"
Menyaksikan anak yang dicintainya merintih seperti itu, hati Andy terasa diremas pilu. Digayuti perasaan bersalah, ia sampai menderita depresi berat.
Terlalu sering kita gagal menyadari perbedaan antara orang dan tindakannya. Manusia bisa salah. Namun tindakan yang kita lakukan dalam kemarahan akan menghantui selamanya.
AUSTIN O'MALLEY, SEORANG DOKTER AHLI KEJIWAAN AMERIKA SERIKAT YANG TERSOHOR DENGAN BUKUNYA KEYSTONES OF THOUGHT PERNAH MENGATAKAN
"JIKALAU BERGAUL DENGAN ANAK-ANAK, JANGANLAH SAMPAI KEHILANGAN AKAL. DUDUKLAH DI LANTAI BERSAMA MEREKA."
ANAK-ANAK DILAHIRKAN TIDAK HANYA UNTUK KITA DIDIK DAN BESARKAN, MELAINKAN JUGA UNTUK MENDIDIK DAN MENGUJI KITA SEBAGAI ORANG TUA.
MOBIL RUSAK BISA DIPERBAIKI, TAPI TULANG DAN HATI YANG TERLUKA SULIT DISEMBUHKAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar